Persahabatan


     Untuk ukuran orang se-introvert aku, memulai dan mengakhiri pertemanan cukup sulit. Untuk orang - orang tertentu aku bisa begitu terbuka dan bertanya banyak hal dari perkenalan pertama. Tapi lebih sering aku yang diam dan hanya menunggu untuk ditanya. Aku yang dulu tidak seberani sekarang untuk membangun komunikasi. Aku tidak bermaksud menyalahkan keluargaku yang memang jarang membawaku bertemu orang banyak sehingga aku menjadi pemalu seperti sekarang. Sekarang sudah saatnya aku menjadi dewasa dan masa lalu tidak lagi berhak menentukanku menjadi seperti apa. Aku ingin menjadi diriku sendiri meski aku tidak tahu seperti apa diriku yang sebenarnya. Yang kutahu, ada satu sisi dalam diriku yang begitu jahat dan dingin. Tapi aku tidak pernah menunjukkan sisi itu secara langsung karena mereka hanya bermain - main dalam pikiranku. 
      Bagaimana cara membina hubungan dengan baik? Orang yang sebenarnya dekat denganku justru malah aku tinggalkan dan aku ingin dekat dengan orang yang kuanggap bisa jadi sahabat yang justru malah akhirnya meninggalkan aku. Aku merasa gagal dalam membangun sebuah hubungan persahabatan. Aku tidak tahu mana yang akan setia dan mana yang akan pergi. Justru aku menyia - nyiakan orang yang sebenarnya selalu ada buatku dan pergi mencari orang lain yang terlihat WOW. 
     Kadang aku merasa takut. Takut pada perubahan. Ketika aku sudah cocok dengan seseorang, aku takut orang itu akan mengenal orang baru dan meninggalkanku. Tapi aku tidak pernah bisa menyampaikan apa yang aku rasa. Mulutku selalu membisu dan aku hanya diam ketika temanku meninggalkanku. Mereka mengira aku ngambek dan memang itu aku. Aku yang cemburu karena dia memilih orang lain dibanding aku. Aku baru sadar kalau cemburu tidak hanya datang pada orang yang menjalin kisah asmara tapi juga pada persahabatan. 
     Aku hanya takut dimanfaatkan. Perasaanku ini milikku sendiri. Jadi ini kewajibanku untuk menjaganya agar tidak sakit. Sudah berapa kali banyak orang memanfaatkanku disaat mereka butuh dan meninggalkanku saat aku yang butuh. Ini mungkin yang membuatku seperti ini. Ketika mereka ingin berteman dengan orang lain, aku memutuskan meninggalkannya agar dia tidak mencariku lagi ketika teman barunya meninggalkannya dan sadar bahwa aku ini orang yang ada untuknya dan merupakan kesalah meninggalkanku. Tapi aku tahu pikiran ini begitu sombong. Tidak semua temanku itu meninggalkanku sebenarnya tapi mereka hanya ingin mengenal orang baru. Tapi kecemburuanku ini begitu tidak terarah sehingga pikiran jelek selalu menyerang dan doktrin mereka meninggalkanku yang tumbuh,
     Ketika dia memilih orang lain, yang dipikiranku hanyalah kalau dia bahagia dengan orang lain, tidak apa kalau aku sendiri dan membuatku terlihat seperti orang yang perlu dikasihani karena ditinggalkan dan temanku itu sebagai tersangka yang jahat karena meninggalkanku. Tapi itu justru membuatku menjauh dari temanku itu. Aku jadi dingin ketika bicara dengannya. Dan akhirnya dia mengira aku yang berubah dan benar - benar meninggalkanku. Itu mungkin kesalahan terbesar yang selalu aku lakukan berulang - ulang kali. Niatku hanya agar dia suka dengan teman barunya dan merasa nyaman tanpa mempedulikan aku dan mendapat kasihan tapi justru dia yang mengira aku berubah dingin padanya dan akhirnya dia benar - benar pergi.
     Aku takut Tuhan kalau teman - temanku berubah. Tapi aku tahu kalau mereka pasti berubah. Tidak mungkin hanya aku yang mereka temui selamanya. Pasti akan banyak ada orang - orang baru dalam hidup mereka yang akan membuat mereka merasa nyaman juga. Tapi aku belum siap Tuhan. aku belum siap kehilangan. Egois sekali memang. Tapi aku juga mau berubah. Aku seringkali takut pada pertemuan karena selalu akan ada perpisahan. 
     Aku mau mengganti prinsip hidupku mulai sekarang. Tidak lagi minta dikasihani atau apapun. Hidup hanya sementara jadi tidak perlu berpikir terlalu dalam. Manusia akan selalu mengecewakan tapi hanya Tuhan yang tidak pernah membuatku kecewa. Karena itu aku mau berteman lebih banyak dengan orang sehingga ketika 1 orang pergi, aku akan punya 10 orang baru di sekitarku. Dan ketika orang itu lebih memilih orang lain, It's OK.. Aku akan belajar tetap baik padanya ketika dia meminta sesuatu dariku. Aku tidak ingin persahabatan ini rusak hanya karena orang baru. Aku mau menjadi dewasa meskipun sakit rasanya melawan hati dan pikiran. Dikasihani memang menyenangkan karena kamu akan melihat berapa banyak orang yang perhatian padamu Tapi rasa kasihan tidak berarti sayang. Jadi untuk melihat berapa orang yang sayang padamu, mulailah dengan bertanya pada diri sendiri berapa orang yang aku sayang..
     Mungkin aku bisa mengilustrasikan seperti ketika aku menggenggam tanganku sendiri dengan erat, ketika aku melepaskannya, aku justru merasa sakit. Namun jika aku menggenggamnya tidak dengan kuat sekali, aku tidak merasakan apa - apa. Dan mungkin seperti itulah caraku harus menggenggam dunia. Dunia ini hanya sementara dan tidak ada yang kekal. Suatu saat dunia ini perlahan - lahan akan meninggalkanku sendiri jadi aku memang tidak boleh memegang erat hal di dunia seperti persahabatan. Mulailah serahkan pada Tuhan karena dia yang akan menyertaiku sampai selamanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS