Suatu hari, seorang bapak dan seorang anaknya sedang berjalan dari desa mereka mau ke pasar. Mereka berdua berjalan menuntun seekor keledai. Di tengah perjalanan, mereka berjumpa salah seorang teman mereka.
“Mau ke mana kalian?” kata si teman.
“Oh, kita mau ke pasar,” jawab si ayah.
“Ooo..mau ke pasar ya… tapi kok keledainya gak ditunggangi saja, kan pasar masih jauh, kok bodoh keledai ada tapi gak ditunggangin,” kata si teman.
si Ayah mendengar ucapan tadi, lantas berpikir.. iya yah, kenapa kita gak tunggangin saja keledainya, apa gunanya keledai kalo cuma dituntun saja. akhirnya si ayah berkata pada anaknya.
“Anakku, kamu saja yang tunggangin keledainya, biar ayah yang jalan, keledainya sepertinya cuma bisa ditunggangin satu orang,”kata si ayah.
Si anak pun akhirnya menunggangi keledai, sedangkan si ayah menuntun sambil jalan. Mereka berdua berjalan terus, namun tak lama kemudian, mereka berjumpa salah satu tetangga mereka.
“Loh, kok kamu tega-teganya membiarkan bapakmu yang menuntun keledai, kamu malah asyik-asyik nunggang keledai, sementara ayahmu berjalan kaki,”kata tetangga mereka pada si anak.
“Iya yah, “gumam si anak. kok saya teganya membiarkan ayah saya berjalan, sementara saya enak-enak duduk di atas keledai. Akhirnya si anak turun dan meminta ayahnya saja yang naik ke atas punggung keledai. Dan mereka pun jalan lagi. Tak lama mereka berjalan, mereka menjumpai salah seorang teman si ayah mereka.
“Loh loh… gimana kamu ini? kok anakmu dibiarin berjalan kaki, sementara kamu duduk-duduk enak di atas keledai, apa kamu gak sayang sama anakmu? kan keledai itu sepertinya bisa ditunggangin dua orang,” ungkap si teman pada si ayah.
Si ayah yang mendengar ucapan tadi, akhirnya menarik anaknya naik juga di atas keledai. Mereka berdua pun berjalan lega, tanpa cape karena menunggangi keledai, namun memang keledai mereka berjalan lebih lamban dari semula karena sekarang ditunggangi dua orang.
“Waduh, waduh…. kalian ini keterlaluan sekali,” tiba-tiba terdengar ucapan seseorang.
Si ayah dan anak menoleh ke arah sumber suara. Ternyata sumber suara itu berasal dari dua orang yang mereka tidak kenal.
“Kasihan sekali keledai ini, ditunggangin dua orang, padahal dari jalannya saja keledai ini kelihatannya letih sekali. Pasti keledai ini sudah menempuh perjalanan jauh, dan memikul beban yang berat karena ditunggangin dua orang yang tidak kasihan terhadap keledai mereka. Betul-betul tidak berperikemanusiaan” ucap dua orang ini.
Si ayah dan anak melihat keledai mereka. Dan mereka memang melihat keledai ini bernafas kecapean, nampak lelah sekali. Betul juga yah omongan orang tadi, keledai kita sepertinya kecapean, kok kita tega membiarkan keledai yang sudah lama jadi peliharaan kita ini kecapean seperti ini. Akhirnya si ayah dan anak mengambil keputusan. Mereka tetap jalan ke pasar.
Sesampai mereka berdua di pasar, semua orang memandang kepada pasangan ayah dan anak ini. Semua orang tersenyum, bahkan malah ada yang tertawa.
“Hahaha…ini pasangan ayah dan anak yang lucu sekali… Baru kali ini saya melihat dua orang ayah dan anak menggendong keledai… hahaha… Keledai kok digendong, bukannya ditunggangin…” ucap beberapa orang di pasar.
0 comments:
Post a Comment